Teknologi Atau Hantu !

Teknologi Atau Hantu !
Beberapa tahun yang lalu saya bekerja di sebuah perusahaan media monitoring (perusahaan yang memantau berita-berita di koran, internet dan tv dengan isu-isu tertentu untuk para klien) di Fatmawati, Jakarta, sebagai staf IT (Information Technology). Kantor ini aktif selama 24 jam sehari, dengan 3 shift staf-staf Tracking berita. Selama 24 jam mereka memantau TV-TV lokal maupun internasional.
Suatu hari saya berniat mengerjai teman-teman tracker. Salah satu pekerjaan tracker adalah mendengarkan berita-berita di radio pada jam-jam tertentu, termasuk pada jam-jam malam. Setiap shift malam, hanya ada 2 orang staf tracker dan seorang janitor.
Saya memasang scheduler untuk mengaktifkan suara rekaman “tangisan hantu” yang saya dapat dari internet. Saya setting agar pada pukul 11 malam, rekaman ini aktif dan dimainkan pada saat seorang tracker sedang mendengarkan berita. Rekaman ini cukup menyeramkan, saya yakin ini akan menakut-nakuti mereka. Saya juga menyiapkan akses ke sebuah komputer kantor agar bisa diakses dari rumah. Sayapun menjalankan niat tersebut.
Keesokan paginya ketika saya datang ke kantor, ada kehebohan besar. Seorang tracker bercerita semalam tiba-tiba mendengar suara tangisan perempuan ketika sedang mendengarkan berita, dan dia langsung ketakutan dan melarikan diri ke luar ruangan. Dia dan seorang tracker lain akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan di ruang televisi yang ramai (beberapa televisi menyala untuk dipantau) karena saking ketakutannya.
Menurut cerita mereka, ketika mereka berada di ruang televisi, tiba-tiba layar monitor komputer hidup dan mouse nya bergerak-gerak dan mengetikkan sebuah tulisan, “saya hausss… minum darahhhh… daraaahhhh…” dan muncul animasi darah menetes. Merekapun terbirit-birit lari ke ruang belakang dan berkumpul bersama janitor dan berdoa memohon perlindungan Tuhan. Orang-orang yang mendengar cerita mereka tampak tegang.
Saya tidak tahan lagi dan tertawa terbahak-bahak. Orang-orang bingung kenapa. Akhirnya menjelaskan bahwa itu tipuan saya untuk menakut-nakuti mereka. Saya jelaskan bahwa itu adalah teknologi, bukan mistik. Para tracker yang lain tertawa dan mencela-cela kedua tracker tersebut menyebut mereka “Gaptek” alias Gagap Teknologi. Si tracker yang saya kerjai merasa kesal dan mendoakan saya dikerjai hantu beneran.
Beberapa lama setelah itu, suatu pagi dua orang teman tracker mencela-cela saya, “Huu, dasar noraaak, ngga ngaruh tau. Gw tau itu elo!”
“Iya, halaaah sok sok ngerjain kau!”
Saya bingung dan bertanya, ada apa. Mereka masih mencela-cela saya mengatakan saya pura-pura tidak tahu. Tapi saya bersumpah bahwa saya tidak mengerti ada apa. Saya memohon agar mereka bercerita.
Akhirnya merekapun bercerita bahwa tadi malam mereka melihat seuntai rambut panjang sekali, terurai sampai masuk ke ruang meeting yang pintu nya terbuka, tapi gelap karena lampunya tidak menyala. Mereka mengikuti rambut tersebut dan melihat rambut panjang tersebut masuk ke dalam sebuah televisi yang menyala di ruangan meeting tersebut. Mereka menginjak-injak rambut tersebut dan mematikan televisi sambil berseru-seru mengata-ngatai saya. Rambut tersebutpun menghilang.
Saya terkejut setengah mati dan tak percaya, “Hah, sumpah demi Allah, nabi, rasul dan wali songo?!!! Rambut???!!! TV di ruang meeting menyala??”
“Iya sumpah!”, jawab teman saya, “Ga usah sok innocent deh lo ya!”
Saya berkata, “Pertama, gw tidak melakukan apapun tadi malam, sumpah! Kedua, mana ada teknologi macam itu di jaman sekarang. Untuk menciptakan efek 3D seperti itu, dibutuhkan alat-alat besar,mana bisa gw buat kaya gitu! Dan TV di ruang meeting itu tidak terkoneksi dengan jaringan komputer! Mana mengerti gw teknologi broadcast! Lagipula rambut! Rambut!”
“Halah sok suci looo. Ngakuuu aja, dikawinin setan lo kalo bohong!”
“Eh ini rambut beneran kan? Bukan dua dimensi di layar komputer?”
“Bukan! Elo kan jago, pasti itu elo”
Saya geleng-geleng, “Bro, secara teori itu ngga mungkin tanpa alat-alat optik besar dan mahal”
Mereka mulai berpikir.
“Serius lo?”
“Gw kalo ngerjain pasti bilang”.
Tak beberapa lama seorang staf dari kantor berbeda di lantai bawah datang dan berkata dengan wajah sedih, “Innalillahi wa inna ilayhi rojiun. Kabar duka, mba A meninggal dunia dua hari yang lalu, tiba-tiba entah kenapa. Katanya sih serangan jantung”.
Mba A adalah seorang perempuan berambut panjang sampai sepantat (dia sering membanggakan rambutnya yang panjang) dan sangat anti rokok. Staf tracker sering merokok dekat pantry bawah yang sering membuat si mba A kesal.
Semua orang merinding. Semua orang merasa bersalah. Dan memang sejak itu orang-orang sering melihat penampakan seorang perempuan berambut sangat panjang teruntai berjalan-jalan di kantor pada malam hari. Saya tak pernah melihatnya walau saya kadang menginap di kantor sampai pagi.
Para staf setiap hari berdoa mendoakannya dan tak ada yang berani sendirian pada malam hari.Dan sejak itu tak ada lagi yang merokok di pantry bawah atau di dalam gedung.